Dewi Intansari
Indikator
rumah sakit yang baik yaitu rumah sakit yang mampu memberikan keamanan dan
ketepatan dalam mengambil keputusan serta tindakan, sehingga akan meningkatkan
tingkat pasien safety. Pasien safety merupakan tidak adanya
bahaya yang dapat dicegah untuk pasien selama proses perawatan kesehatan dan
pengurangan risiko kerusakan yang tidak perlu terkait dengan perawatan
kesehatan ke minimum yang dapat diterima. Minimum yang dapat diterima mengacu
pada gagasan kolektif tentang pengetahuan yang diberikan saat ini, sumber daya
yang tersedia dan konteks di mana perawatan diberikan membebani risiko
non-pengobatan atau perawatan lainnya (WHO).
Ada beberapa faktor yang harus diminimalisir dalam strategi implementasi patien safety, yakni medical error. Medical error sendiri terbagi menjadi dua komponen, human error dan unsur sistem, manusia seringkali dianggap sebagai komponen utama terhadap terjadinya suatu medical error,tetapi pada umumnya medical error dapat terjadi karena gagalnya sistem yang memberi peluang memungkinkan terjadinya suatu error. Sehingga untuk menunjang tercapainya pasien safety atau pelayanan prima dibutuhkan sistem yang mendukung untuk meminimalisir adanya human error dan sistem error dengan mengimplementasikan sistem CDSS.
A. Clinical Decision Support System
(CDSS)
CDSS
merupakan tool dengan media elektronik yang digunakan untuk menentukan
diagnosis, interpretasi klinis, kecenderungan, pemberitahuan (alerting), pengingat (reminder), analisis prodiktif dengan
aplikasi ( layanan ataupun antar muka) yang terhubung dengan data (Aynes &
Aplan 2001). Sedangkan, (Coiera 2005) mengatakan bawa CDSS adalah program
komputer yang dirancang untuk menyediakan dukungan para ahli dalam membuat
keputusan klinis. Tujuan dalam sistem ini adalah membantu para profesional dibidang kesehatan
dalam menganalisis data pasien dan memuat keputusan berdasarkan diagnosis,
melakukan pencegahan dan treatmen
terhadap permasalahan kesehatan.
CDSS dirancang untuk menyakinkan para pasien akan perawatan yang terbaik, melalui jaminan bahwa pasien akan mendapatkan informasi yang benar pada saat yang tepat dengan keputusan yang tepat pula (Aynes & Aplan 2001).
B. Keunggulan CDSS
Ada beberapa
keunggulan computer based CDSS,
diantaranya adalah kapasitas penyimpanan knowledge
based dan kecepatan dalam menganalisa dalam memberikan rekomendasi kepada
klinisi dalam bentuk alert atau
peringatan (Lee et al. 2014).
Penggunaan CDSS sangat tepat
dalam membantu mengurangi medical error dan meningkatkan pasien safety, karena
dalam tinjauan sistematis yang luas tentang dampak CDSS pada praktik dokter dan
hasil pasien, Hunt et al (1996) mengidentifikasi 68 studi, 15 di antaranya
melibatkan CDSS untuk membantu dosis obat yang berpotensi toksik. Dari jumlah
tersebut, 8 berfokus pada dosis obat intravena dan 6 menemukan perbaikan
setelah penggunaan CDSS. Empat dari 8 penelitian meneliti dampak pada hasil
pasien, namun hanya 1 yang menemukan manfaat yang signifikan (Mungall et al.,
1994). Para penulis menyatakan bahwa pola bukti yang konsisten menunjukkan
bahwa obat intravena dapat dititrasi lebih efektif menggunakan CDSS daripada
tanpa CDSS, jika farmakokinetik dipahami dengan baik, dengan adanya CDSS dalam
peningkatan keselamatan Secara keseluruhan dapat , sekarang ada badan
penelitian yang memberikan bukti yang baik tentang efektivitas CDSS, khususnya
sistem entri pesanan obat terkomputerisasi, dalam meningkatkan keselamatan
pasien dengan mengurangi kesalahan, efek samping dan dengan meningkatkan
proporsi keputusan resep yang tepat dan aman.
C. Fungsi CDSS
Fungsi sistem CDSS dalam pengambilan keputusan rekam medis sebagai berikut;
1. Pengambil
keputusan terjadi karena adanya permasalahan pada electronic medical record
(EMR) terkait resep obat baru tang diberikan, diagnosis baru atau masalah dan
uji pemesanan atau prosedur medis (Riga et al. 2015).
2. Pasien
akan membuka filenya dalam EMR, kemudian data terkirim ke layanan pendukung
keputusan. Data ini mencakup diagnose sebelunya, pengobatan yang sedang
berlangsung, dan alasan untuk menghentikan obat sebelumnya dan hasil tes
laboratorium terbaru. CDSS akan memeriksa data, skrip yang relevan dan
mengirimkan output ke EMR untuk ditampilkan kepada pengguna (Boumrane &
Mair 2014).
3. CDSS
dapat berfungsi untuk menyarankan obat dan dosis yang sesuai dengan diagnosis
dokter, data pasien yang relevan, dan pedoman pengobatan,serta mengirimkan data
resep ke EMR. CDSS mengumpulkan data untuk data medis dan mengembalikannya ke
EMR konsultasi dan rujukan dapat digunakan. Hasil tes dan prosedur tes akan
disusun oleh CDSS (Sheimeikka et al.2015).
Bukan hanya pada
medical record saja CDSS memiliki fungsi, namun pada setiap aplikasi juga
memiliki fungsi sendiri seperti contoh berikut menurut (Aynes & Aplan
2001):
Function |
Example |
Alerting |
Highlighting out-of-range
laboratory value |
Reminding |
Reminding the clinician to
schedule mammogram |
Critiquing |
Rejecting an electronic
order |
Interpreting |
Interpreting the
electrocardiogram |
Predicting |
Predecting risk of mortality from a severity-of-illness
score |
D. Dampak CDSS
Selain fungsi dan kegunaan CDSS juga memiliki dampak yang akan berpengaruh bagi yang menerapkan, sudah jadi hal umum jika kita mengimplementasikan sistem pasti terdapat dampak tersendiri, seperti halnya CDSS dimana CDSS memiliki dampak yang sangat berpengrauh dalam penghematan biaya, dalam peresepan obat. CDSS dapat melakukan penghematan sebesar 30%, meningkatkan keselamatan (patien safety), seperti penurunan sampai 50% medication error yang terjadi di rumah sakit. Sehingga sistem ini mulai diterapkan karena adanya dampak positif yang diberikan.
Medical error terjadi bukan hanya kesalahan pada providernya saja, namun juga bisa pada sistem yang diimplementasikan di rumah sakit. Kesalahan yang biasa terjadi pada medical error biasanya pada diagnosis pasien, pengambil keputusan untuk tindakan, resep obat, serta menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atas hasil pemeriksaan. Dalam masalah medical error tidak mudah dalam memecahkan masalahnya, harus ada yang namanya meminimalisir medical error dengan cara menerapkan sistem, seperti CDSS maupun dengan cara yang lain yang dianggap mampu meningkatkan patien safety. Dalam memecahkan masalah tersebut harus ada sumber yang tepat yang akan dijadikan sebagai informasi, infromasi tersebut dibuat untuk menganalisi dan sebagai saran untuk mengambil keputusan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Coiera, E.,
2005. Guide to Health
Informatics 2nd Edition
Chapter 25 Clinical Decision
Support Systems. In Clinical
Decision Support Systems. pp. 1-12.
Available at: http://www.coiera.com/aimd.htm.
Bakken,
S. et al., 2007.
Integrating evidence into
clinical information systems
for nursing decision support.Internationaljournal of medical
informatics,7, pp.413-420.
Fahmi Hakam 2007,
http s://w
ww.resear chgate.net/publicatio n/319442659_PE
MANFAATAN_CLI
NICAL _DECISION_SUPP
ORT_SYSTEM_C
DSS_ UNTUK_MENCEGAH_TERJ ADINY
A_M EDICAL_ERRORS _DAN_ MENDUKUNG_IMPLE
MENTASI_PATIENT_SAFETY_DI_RUMAH_SAKIT
Services Human & Investigator,
2012.
Designing for Patient Safety: Developing methods
to Integrate Patient Safety Concerns in the Design Process.
0 komentar:
Posting Komentar